Penghargaan (Yang diharapkan) Sebagai Kebangkitan Dalam Pemasaran Homestay Dewi Kreatif Terong

1004x 03-02-2022 12:27:55 Berita

Penghargaan yang diberikan pada suatu komunitas wisata berbasis masyarakat memang terkadang tidak secara cepat selalu berbanding lurus dengan dengan percepatan dari sisi kemajuan pencapaian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang mengelolanya. Ada beberapa faktor internal dan eksternal yang kemudian mempengaruhinya. Walaupun memang setiap penghargaan yang diberikan telah berdasarkan hasil penilaian dan kunjungan ke lapangan langsung oleh tim juri maupun panitianya.

Apalagi ketika berhubungan erat dengan situasi dan kondisi pandemi saat ini yang masih sangat kuat mempengaruhinya. Berbagai ketakutan dan kekhawatiran semua pihak menjadi penyebab kuat "malasnya" wisatawan dan pelancong jalan-jalan jauh ke luar daerah. Belum lagi dengan sangat ribetnya urusan dan birokrasi yang wajib dilalui saat ingin bepergian ke luar daerah. Ditambah lagi saat suatu desa atau komunitas telah mendapatkan penghagaan "yang bergengsi" hanya seperti "angin lalu' dan tidak dibarengi dengan gema dan pemberitaan yang wauu dari banyak pihak (stackholder) yang katanya selama ini ingin menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama pariwisata berbasis masyarakat. Dan ini "mungkin" hanya sebuah contoh kecil faktor eksternal yang sangat mempengaruhi ketika suatu penghargaan itu jadi lamban membawa dampak yang signifikan kepada pengelola dan masyarakat sekitarnya. Ketika pariwisata berbasis masyarakat ingin mendapatkan dampak yang positif sebagai hasil sebuah "jerih payah" komunitas yang telah mendapatkan berbagai apresiasi penghargaan solusinya yang pertama tentu harus ada inovasi regulasi yang bisa menyamankan dan mengamankan banyak pihak ditengah situasi dan kondisi pandemi saat ini agar tingkat kunjungan wisatawan mulai dirasakan oleh komunitas desa wisata sebagai pelaku langsung pariwisata berbasis masyarakat.. Solusi yang kedua adalah penghargaan ini dijadikan sebagai sebuah kebanggan bersama banyak pihak sehingga akan muncul pula rasa dihargai sebuah "perasaan bangga" menjadi pihak yang selama ini sama-sama ingin mensukseskan berbagai program kerja para pemimpin yang telah memimpinnya ke jalan kebanggaan ini. Dampak dahsyatnya adalah ketika proses ini digemakan kemana-mana secara dahsyat maka akan sangat mempengaruhi banyak pihak untuk terpacu adrenalin-nya melakukan hal yang sama memajukan komunitas-komunitas yang dikelolanya. Tidak dalam kondisi "biasa-biasa" saja seperti saat ini.

Kondisi komunitas yang "biasa-biasa' saja saat ini adalah sebagai faktor internal yang mempengaruhi secara psikologis para pengelola komunitas wisata berbasis masyarakat dari akibat dampak faktor eksternal yang telah di uraikan di atas. 

Tapi yakinlah bahwa uraian diatas hanya sebagai "pemantik" semangat banyak pihak agar kembali ke semangat awal untuk komitmen bersama tentang memajukan komunitas dan desa wisata yang selama ini telah dirintis. Khususnya para pengelola homestay di Desa Wisata Kreatif Terong yang terus berbenah dan konsisten untuk melakukan promosi dan pemasaran kamar homestay desa wisata di masa pandemi ini melalui berbagai platform media sosial (Website, facebook. instagram) termasuk bekerjasama dengan beberapa aplikasi penjualan online kamar homestay seperti aplikasi booking.com, tiket.com, airbnb.com dan yang terbarukan bahkan bekerjasama dengan aplikasi online ZEN Rooms.

Kamar homestay yang di kelola warga

Pengelola homestay yang kamarnya telah melakukan penjualan secara online di beberapa aplikasi di atas memang jauh-jauh sebelum ini telah banyak mengikuti berbagai pelatihan pengelolaan homestay baik yang di adakan oleh Kemenparekraf RI, Disbudparpora Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung. Termasuk pelatihan yang di adakan oleh beberapa perguruan tinggi negeri (Poltekpar Palembang, STP NHI Bandung) dan swasta Nasional (Fakultas Pariwisata-Universitas Pancasila Jakarta, STP Trisakti Jakarta).

Bahkan pelatihan khusus dari perusahaan swasta nasional lewat program CSR Bakti BCA Jakarta dari tahun 2018 telah sering melakukan pelatihan pengelolaan homestay secara konsisten sampai saat ini. Untuk program pelatihan dan pendampingan tahun 2022 inipun telah selesai disepakati bersama dengan pihak CSR BCA Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Dan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) lewat program CSR PLN Peduli juga melakukan dukungan dan support yang sama melalui program penerangan jalan masyarakat dan jalan menuju ke destinasi wisata pada akhir tahun 2021 yang lalu.

Papan nama homestay yang di kelola warga

Untuk standarisasi fasilitas homestay juga telah terpenuhi dari support dan dukungan CSR BNI 46 pada tahun 2020 yang lalu sebanyak 10 kamar homestay dari total kamar homestay berjumlah 23 kamar yang dikelola oleh Desa Wisata Kreatif Terong. Hal ini tentu saja  bermuara untuk menyamankan setiap wisatawan yang menginap. Kalau dari sisi keramahan (hospitality) pengelola homestay sendiri tak perlu diragukan lagi, karena memang sejatinya masyarakat desa itu dari turun temurun telah memiliki sifat yang sangat menghargai dan menghormati setiap orang atau tamu yang berkunjung ke rumahnya. Bagi mereka setiap tamu yang menginap di homestay bukan sekedar hanya sebagai tamu/wisatawan tapi sudah di anggap sebagai keluarga baru yang berkunjung dan menjalin tali silaturahim yang sangat erat. Sering sekali bahkan ketika ada tamu/wisatawan yang menginap di homestay Desa Wisata Kreatif Terong ini ketika mau pulang sampai menetes air mata karena saking terharunya dengan sikap dan pelayanan pemilik homestay yang diluar ekspektasi mereka (wisatawan).

Ruang makan homestay yang dikelola warga

Ketika menginap di homestay hal yang paling menarik dan menyenangkan tamu/wisatawan adalah saat pemilik homestay mengajak mereka berinteraksi melakukan kegiatan sehari-hari seperti berkebun, menanam bibit sayur, memetik sayur, memancing ikan di laut, memasak kuliner tradisional atau hanya sekedar jalan-jalan ke pantai untuk menikmati indahnya pemandangan.

Jadi jangan pernah ragu untuk menginap di homestay Desa Wisata Kreatif Terong, segeralah lakukan pemesanan untuk booking kamar secara online melalui beberapa aplikasi di atas.

Aktifitas petik sayuran di Agrowisata

Sisi kelebihan pengalaman menginap di homestay inilah sebenarnya yang menjadikan rasa optimisme tinggi untuk bagaimana para pengelola desa wisata dan komunitas terus "berdiri tegak" bertahan dari "amukan badai" situasi dan kondisi pandemi saat ini. Bahwa dengan keyakinan dan dukungan bersama pula badai ini akan segera berlalu, aamiin !!!

Penulis :  Pengelola Desa Wisata Kreatif Terong Belitung

Posting Terkait