Dampak Dan Tantangan Pengembangan Desa Wisata Belitung Menuju Tahun 2024.

983x 17-12-2023 14:42:13 Berita
Dampak Dan Tantangan Pengembangan Desa Wisata Belitung Menuju Tahun 2024.

Periode awal bulan Oktober sampai minggu kedua bulan Desember 2023 ini terjadi peningkatan yang  signifikan kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Kreatif Terong. Dan rata-rata wisatawan yang datang (95 %) melakukan aktifitas wisata edukasi seperti belajar menganyam daun lais, melukis caping, belajar menari, menanam sayur di agrowisata, menanam bibit mangrove di pantai serta kulineran makan bedulang adat Belitung. Yang lainnya (5 %) merupakan kunjungan penelitian, KKN dan studi tiru.

Lanscape wisata alam Bukit Tebalu saat sunrise

Pencapaian (sederhana) di atas memang tak lepas dari promosi dan pemasaran yang gencar dari tim Pokdarwis ANTER BERKARYA Desa Wisata Kreatif Terong secara mandiri. Terbukti berdasarkan data kunjungan wisatawan rata-rata pemesanan paket wisata (reservasi) lewat website desa wisata (80 %), Instagram ( 12 %) dan  Facebook  (6 %) Desa Wisata Kreatif Terong periode kunjungan wisatawan khusus bulan Nopember 2023 mencapai 9.937 wisatawan yang berasal dari lokal Belitung dan berbagai daerah Indonesia dan ada beberapa yang wisatawan mancanegara berasal dari Amerika, Malaysia, Singapura, Korea dan Jepang. Dari jumlah wisatawan tersebut perputaran roda ekonomi di desa wisata yang menyasar berbagai sektor mulai kuliner, homestay, pertanian, nelayan, warung makan yang ada di Desa Wisata Kreatif Terong mencapai angka 500 jutaan. Sedangkan kunjungan wisatawan karena kerjasama dengan Tour Travel/Agen Perjalanan baru di angka 2 %. Namun angka 500 jutaan ketika dibagi dengan jumlah wisatawan 9.937 maka rata-rata mereka belanja hanya 50 ribuan/orang. Artinya masih sangat sedikit pengeluaran wisatawan khususnya wisatawan lokal Belitung yang jumlahnya lebih dari 50 % dari total kunjungan di atas.

Masuk kategori 8 Desa Wisata Maju Indonesia pada ADWI 2023

Tapi sebenarnya untuk pengeluaran wisatawan yang luar Belitung rata-rata pengeluaran mereka antara 1.5 juta sampai 2 jutaan dengan durasi waktu menginap di homestay Desa Wisata Kreatif Terong mulai 3D2N sampai 4D3N. Dan pengeluaran itupun masih berbagi dengan sewa/rental mobil dan belanja produk UMKM di Galery UMKM Belitung dan sedikit di pelaku UMKM yang ada di desa wisata. Namun positifnya lagi pengeluaran wisatawan luar daerah Belitung tersebut belum termasuk untuk biaya tiket PP pesawat Belitung – Jakarta atau Belitung – Bangka. Artinya bahwa dampak dari kunjungan wisatawan ke Belitung khususnya ke Desa Wisata Kreatif Terong memberikan efek domino bagi usaha transportasi dan usaha UMKM produktif.

Nahh, dari dinamika angka-angka di atas lantas apa kesimpulan Kita sementara ini ??? Jawabannya adalah ada dampak ekonomi dan ada tantangan yang harus dihadapi bersama dalam hal pengembangan desa wisata Belitung saat ini yang memerlukan sinergi untuk dicarikan solusi serius agar bisa mendatangkan dampak ekonomi yang lebih luas dan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Pulau Belitung khususnya para pelaku desa wisata. Dan bicara mendatangkan dampak ekonomi yang lebih luas sebenarnya bukan hal yang terlalu rumit jika memang semua pihak serius menginginkan. Kuatnya komitmen dan peran pemerintah dalam mempromosikan secara massif pariwisata berbasis masyarakat (desa wisata) adalah salah satu kunci utama menghadapi tantangan ke depan disamping ada pada kesiapan produk wisata berkualitas (paket wisata), kesiapan destinasi wisata (desa wisata) yang akan dikunjungi, kelengkapan sarana prasarana yang representative bagi wisatawan serta menambah jumlah penerbangan ke Belitung.

Wisata edukasi menanam bibit sayur

Bicara tantangan memajukan pariwisata berbasis masyarakat bukan hanya saat ini (2023) yang sebentar lagi akan lewat tetapi juga memitigasi tantangan masa depan (periode 2024 dan seterusnya), yaitu bagaimana membangun mindset kolektif atau kesadaran bersama untuk mewujudkan dampak yang diharapkan di atas. Gak gampang memang membangun kesadaran bersama ini, sebab memerlukan leadership yang kuat dari pimpinan daerah yang harus punya komitmen kuat untuk memajukan sektor pariwisata dengan berkelanjutan. Leadership yang kuat bukan hanya bicara visi/misi yang keren tapi juga bagaimana implementasi yang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan terkini dunia pariwisata yang sangat dinamis.

Pulau Belitung sebagai daerah kepulauan harus punya daya tarik dan atraksi wisata yang unik jika ingin menjadi destinasi wisata utama bagi wisatawan yang ingin mencari perbedaan dengan destinasi wisata daerah lain. Dan bicara atraksi wisata unik sebenarnya Pulau Belitung sudah punya itu semua. Tinggal kemudian berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan agen perjalanan mau atau tidak, serius atau tidak, sepenuh hati atau separuh hati untuk menggarap, mempromosikan, memasarkannya ke berbagai belahan nusantara maupun mancanegara.

Maskapai penerbangan nasional maupun multinasional juga harus merasa punya segmen pasar wisata yang spesial saat membawa penumpang terbang mengangkasa ke Pulau Belitung hingga mereka (maskapai penerbangan) menjadi betah untuk selalu mempromosikannya.

Paket wisata terbaru telusur mangrove dengan konsep sambil menikmati kuliner Belitung di atas perahu wisata.

Pariwisata bebasis masyarakat (desa wisata) jika ke depan hanya dijadikan sebagai program melepas kewajiban untuk menjalankan program pemerintah pusat, maka akan menjadi alamat rapuhnya konsep pariwisata yang berkelanjutan. Dan Belitung kalau tidak cepat berbenah dari sekarang dengan memperbaharui konsep wisata yang ada saat ini jangan pernah berharap banyak untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan dimasa akan datang. Waalahu’alam bissawaf … !!!

 

Posting Terkait