Wisata Edukasi Adalah Ruhnya Desa Wisata

946x 08-12-2023 03:50:30 Berita

Pilarnya desa wisata selain manusia, alam, budaya dan kearifan lokal adalah bagaimana semua itu bisa menjadi satu kesatuan sebagai bahan pembelajaran (edukasi) bagi orang lain (wisatawan) saat datang, berkunjung, menginap di homestay serta beraktifitas yang berinteraksi dengan warga lokal.

Edukasi menanam bibit mangrove di Desa Wisata Kreatif Terong Belitung

Namun sangat disayangkan sampai hari ini masih banyak desa wisata yang masih bicara dan berkutat hanya tentang keindahan alam yang diselipi dengan budaya dan kearifan lokal tapi baru sebatas untuk dilihat wisatawan. Sehingga kemudian ketika dikoneksikan dan dikupas lebih jauh dengan konsep desa wisata yang sebenarnya menjadi rancu dan bias. Ujung-ujungnya malah masih dengan konsep mass tourism bukan minat khusus apalagi nyambung dengan konsep ekowisata.

Terkadang untuk memahami dan pengen belajar lebih dalam tentang pengembangan konsep desa wisata itu tidaklah susah apalagi sulit. Kunci utamanya hanya niat, semangat dan selalu berkomunikasi dengan orang-orang yang satu frekwensi. Walau juga penting untuk menjalin komunikasi dengan yang tidak satu frekwensi sebagai media pembelajaran kalau memang tidak boleh dikatakan sebagai perbandingan pengetahuan.

Interaksi wisatawan dengan warga lokal saat kegiatan wisata petik sayur.

Janganlah sampai mubazir dengan potensi desa yang melimpah ruah tapi hanya di garap biasa-biasa saja. Terkesan asal, monoton dan tak punya greget untuk wisatawan kunjungi. Seperti yang sudah sering disampaikan, didengar bahkan sampai dilihat langsung di lapangan (studi banding) tentang desa wisata namun saat kembali ke desa masing-masing tak sesuatupun yang dilakukan. Penting untuk menjalin komunikasi yang intens dengan sesama pelaku internal di desa wisata agar banyak ruang ide dan gagasan yang muncul. Sebagai seorang leader di desa wisata yang dibangun adalah kebersamaan buka one man show.

Salah satu pelayanan terbaik di homestay adalah mengajak mengobrol wisatawan saling tukar pengalaman dan cerita budaya masing-masing daerah asal, sambil ngopi tentunya.

Jadi, garaplah potensi desa wisata itu dengan optimal lalu dikemas menjadi produk wisata edukasi yang berkualitas. Bahwa dengan produk wisata edukasi yang berkualitas akan menjadi bahan pembelajaran (wisata edukasi) bagi setiap wisatawan yang berkunjung bahkan sampai menginap di homestay desa wisata.  Percaya dirilah untuk menggarap potensi alam, budaya dan kearifan lokal sebagai sesuatu yang layak untuk diketahui dan dipelajari oleh wisatawan. Menginapnya wisatawan di homestay desa wisata jangan pula hanya di artikan sebagai tempat wisatawan tidur memejamkan mata. Tapi justru saat waktu santai di homestay akan menjadi ruang mengobrol yang asik dengan wisatawan sambal ngopi atau ngeteh. Mengobrol santai di homestay setelah beraktifitas seharian di desa wisata akan makin mempererat hubungan dan menjadi ruang diskusi terbuka untuk saling mengenalkan satu sama lain.

Cobalah sederhanakan cara berpikir untuk memulai merintis, mengembangkan dan memajukan desa wisata. Jangan berpikir rumit atau mengatakan tidak bisa. Karena dalam perjalanan mengembangkan desa wisata-lah akan banyak pembelajaran yang didapat saat bertemu dengan orang-orang baik yang selalu memberikan masukan dan saran.

Makan bersama wisatawan saat menginap di homestay

Ruh desa wisata yang sesungguhnya adalah memberikan manfaat positif serta memberikan pembelajaran (wisata edukasi) dengan cara unik oleh warga desa kepada wisatawan yang berkunjung dengan cara yang bermartabat. Tak ada yang lebih indah saat wisatawan datang ke desa wisata disambut dengan senyum tulus. Lalu di ajak bercengkrama ala warga desa yang ramah sambil mengenalkan desa dengan cara yang jujur. Dan yakinlah bahwa individu (wisatawan) yang telah memutuskan untuk berkunjung, menginap di homestay dan beraktifitas ke desa wisata merupakan individu-individu yang sangat paham konsep hidup saling menghargai keberagaman, menghargai budaya serta pengen mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dengan berinteraksi bersama warga lokal. Bahkan sebaliknya mereka (wisatawan) juga ingin memberikan sesuatu yang bernilai kepada warga lokal desa tentang dinamika kehidupan sosial masyarakat modern yang perlu di filter oleh warga desa agar tidak menggerus budaya asli yang membumi dan berkearifan lokal yang indah.

Penulis : Iswandi (Perintis Dan Pengelola Desa Wisata Kreatif Terong Belitung)

Posting Terkait